Pada kesempatan kali ini saya ingin menulis pengalaman saya membantu seorang temen membuat minyak kelapa secara tradisional. Karena menurut teman saya minyak kelapa bermanfaat untuk menurunkan demam pada balita, Jadi temen saya membuat minyak kelapa untuk persediaan bila sewaktu-waktu anaknya demam. Karena waktu itu temen saya memang sedang mempunyai anak berusia balita.
Langsung saja akan saya mulai menceritakan pengalaman tersebut, Pertama-tama saya disuruh memanjat pohon kelapa, Tapi karena saya pernah jatuh dari atas pohon kelapa jadi saya tidak berani melakukannya, Kemudian teman saya menyuruh orang lain yang berani memanjat pohon kelapa, Orang itupun lalu naik dan memilih 5 buah kelapa yang sudah bener-bener tua ( Kelapa Kiring, Sebutan untuk buah kelapa yang sudah bener-bener tua di daerah saya), Karena menurut temen saya, Semakin kiring kelapa tersebut maka semakin baik kualitas minyak yang dihasilkan.
Setelah kelapa dipetik, Kemudian dikupas dan diambil dagingnya, Untuk kemudian diparud ( Dihaluskan), Kalau ditempat saya sebutan untuk kelapa yang sudah diparud itu ampas namanya, Setelah menjadi ampas semua, Kemudian ampas tersebut diperas untuk diambil sarinya / Kalau ditempat saya disebut santan, Setelah itu kemudian santan dimasak ditungku/ dipawon, Karena kata temen saya minyak kelapa yang baik kualitasnya harus dimasak dipawon, Tapi itu kata temen saya, Lah temen saya kata orang tuanya, Lah orang tuanya kata orang tuanya dan begitu seterusnya, Hingga saya berkesimpulan sendiri, Kenapa orang tua dahulu membuat minyak kelapa dengan pawon sebagai alat untuk memasak, Karena jaman dulu jarang orang punya kompor hehe.
Saat santan sedang dimasak inilah proses yang sangat membosankan, Karena saya harus menunggu dan mengaduk santan tersebut hingga santan menjadi minyak, Bayangkanlah pembaca, Dua jam saya menunggu dan mengaduk-aduk terus santan tersebut hingga terpisah dari ampas yang berwarna coklat. Tapi memang bener menit demi menit berlalu akhirnya santan yang dimasak tersebut menampakan butiran- butiran ampas berwarna coklat, Setelah santan itu benar-benar jadi minyak kemudian saya biarkan, Biar agak dingin, Setelah dingin kemudian disaring agar minyak dan ampas terpisah.
Setelah minyak dan ampas terpisah, Minyak kemudian dituang kedalam botol, Lalu saat saya mau membuang ampas dari pisahan minyak tersebut, Oleh temen saya dilarang, Katanya ampas tersebut bila disambal rasanya enak, Saya sih ikut saja karena dalam hal ini saya hanya bersifat membantu, Kemudian ampas itu disambal oleh temen saya dan selanjutnya kita makan bersama-sama. Memang bener kata teman saya, Rasa ampas hasil pisahan dari minyak tersebut enak, Apalagi kalau dengan nasi yang masih panas.
Terbayar sudah rasa capai dan jenuh saya selama proses pembuatan minyak, Dengan sepiring nasi dengan sambel ampas hasil pisahan dari minyak/ Kalau ditempat saya disebut ENTHU, Tapi bukan itu yang utama bagi saya, Karena dari membantu teman tersebut saya jadi tau teknik membuat minyak kelapa, Semoga teknik ini berguna bagi saya / Anak, Cucu saya kelak.( sekian)
No comments:
Post a Comment